songclips

Sabtu, 30 November 2013

makalah teori musik Harmoni

Teori musik HARMONI


Harmoni atau ilmu harmoni dapat diartikan sebagai ilmu untuk menyusun dan menyambung akor-akor. Harmoni juga dapat dikatakan sebagai paduan nada, yaitu paduan bunyi nyanyian atau permainan musik yang menggunakan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi nadanya dan dibunyikan secara serentak.
Latihan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan harmoni, antara lain : barnyanyi, memainkan alat music, berlatih atau menyusun aransemen ,music dari tingkat sederhana sampai tingkat lanjut.
A. AKOR/TRINADA/TRIAD
Akor dapat diartikan sebagai susunan nada yang terdiri dari tiga nada (triad) atau lebih yang dibunyikan secara bersama-sama sekaligus. Tiga nada tersebut tidak sembarang, tetapi dengan ketentuan-ketentuan tertentu sebagaimana dijelaskan , yaitu : nada alas (prime), ketiga (terts), dan kelima (kwint). Kalau diatas suatu nada ditempatkan not ketiga dan kelima dari suatu tangga nada, maka kita mendapatkan suatu akor atau triad. Triad atau akor trinada merupakan sumber akor, nada paling bawah disebut nada alas atau not alas yang dirangkai dengan nada-nada yang selaras (terts dan kwint).
Pendirian akor berlaku pada tangga nada mayor maupun minor.
1. Bila diatas suatu not kita tempatkan not ketiga dan kelima dari suatu tangga nada, kita akan memperoleh akor. Not awal atau paling bawah disebut not alas, not ketiga (terts), dan not kelima (kwint).
garis paranada.GIFContoh:
harganot - Copy.jpgNot kelima
harganot - Copy.jpgNot ketiga
harganot - Copy.jpgNot alas
2. Berdasarkan cara pendirian akor, maka pada suatu tangga nada kita akan memperoleh akor-akor yang berbeda-beda intervalnya, akibatnya masing-masing akor memiliki karakteristik yang berbeda tergantung interval nada yang disusun.
3. Akor didirikan dari berbagai tangga nada diberi nama sebagai berikut :
a. Tingkatan I disebut akor tonika (tonic)
b. Tingkatan II disebut akor super tonic
c. Tingkatan III disebut akor median
d. Tingkatan IV disebut akor sub dominan
e. Tingkatan V disebut akor dominan
f. Tingkatan VI disebut akor sub dominan
g. Tingkatan VII disebut leading not/pembimbing/sub tonic.
4. Berdasarkan interval nada alas + terts + kwint, maka akor dibedakan :
a. Akor mayor; yaitu akor yang memiliki interval 2 + 1 ½
Contoh :
1) Pada tangga nada mayor : akor tingkat I, IV, V
2) Pada tangga nada minor : akor tingkat Vdan VI
b. Akor minor; yaitu akor yang memiliki interval 1 ½ + 2
Contoh :
1) Pada tangga nada mayor : akor tingkat II, III dan IV
2) Pada tangga nada minor : akor tingkat I dan IV
c. Akor berkurang; memiliki interval 1 ½ + 1 ½
Contoh :
1) Pada tangga nada mayor : akor tingkat VII
2) Pada tangga nada minor : akor tingkat II dan VII
d. Akor berlebih; memiliki interval 2 + 2
Contoh :
1) Pada tangga nada mayor : tidak ada
2) Pada tangga nada minor : akor tingkat II
B. KEDUDUKAN TRINADA
Kedudukan nada-nada dalam akor adalah sebagai berikut:
g a b c d’ e’ f’ nada kelima (kwint)
e f g a b c’ d’ nada ketiga (terts)
c d e f g a b nada alas
Nada-nada dalam akor tersebut jika dibunyikan bersama-sama dapat dibolak-balik, namun jika dibunyikan sendiri-sendiri (bas), maka nada tersebut tidak boleh dibalik kecuali memang disengajabuntuk mempermanis lagu atau untuk variasi.
Berikut akan dijelaskan bagaimana cara memainkan akor-akor tersebut.
1. Dasar
Kedudukan trinada pada akor dasar belum ada variasi, hal ini berarti ketantuan membunyikan akor nada alas harus didahulukan (khususnya untuk bas), sehingga jika kita tulis nada akan berbunyi secara urut :
so do’ re’ dibunyikan ketiga
mi la ti dibunyikan kedua
do fa so dibunyikan pertama
Tonika Sub dominan Dominan
2. Akor Balikan (inversi)
Akor balikan adalah akor yang disusun kembali menjadi suatu urutan yang berbeda dari biasanya dengan cara membalik, yaitu nada alas tidak lagi dijadikan bas, akan tetapi nada bas dapat dipindah ke nada terts atau kwint.
Berikut susunan nada akor balikan :
5 1 2 1 4 5 3 6 7
3 6 7 5 1 2 1 4 5
1 4 5 3 6 7 5 1 2
T D S T3 S3 D3 T5 S5 D5
Dasar balikan I balikan II
a. Akor pembalikan I (inversi I) atau akor terts
1) Akor ini mempunyai sifat kurang berwibawa, statis, seakan-akan akor tersebut berdiri hanya dangan satu kaki.
2) Akor balikan I tonika diberi symbol T3. D3 untuk balikan I dominan, dan S3 untuk balikan I subdominan.
b. Akor balikan II atau kwint menjadi bas
Karena akor terdiri dari tiga nada, naka giliran sebagai nda bas dapat juga jatuh pada nada yang ketiga atau kwint, inilah yang disebut balikan II. Artinya jika kita membunyikan akor T dan memakai nada so dalam bas, tanpa merubah akornya sendiri, maka terdengar perubahan didalam bunyi akor. Jenis akor balikan II adalah mayor bersifat kurang tenang.
c. Akor septim sebagai bas
Khusus untuk akor empat nada seperti 5-7-2-4 masih ada kemungkinan ketiga variasi bas, nada “fa” dapat menjadi bas untuk akor D. akor ini diberi symbol D7 untuk dominan, T7 untuk tonika, dan S7 untuk subdominan. Akor ini hanya dipalai secara istimewa sekali dalam lagu bas yang masuk “mi”.
C. FUNGSI AKOR
Fungsi-fungsi akor menurut jenisnya adalah sebagai berikut :
1. Akor primer
Kelompok akor primer adalah akor I (tonika), IV (sub dominan), dan akor V (dominan). Kelompok akor ini mempunyai peranan penting dibanding kelompok akor pembantu.
5 1 2 3 6 7
3 6 7 1 4 5
1 4 5 6 2 3
T S D t s t
Akor t. nada mayor Akor t. nada minor
a. Akor I (T = tonika)
1) Akor tonika jenis mayor 1-3-5 (T)
2) Akor tonika jenis minor 6-1-3 (t)
b. Akor V (D = dominan)
1) Akor dominan jenis mayor 5-7-2 (D)
2) Akor dominan jenis minor 3-5-7 atau 3-5-7 (d)
c. Akor IV (S = sub dominan)
1) Sub dominan mayor 4-6-1 (S)
2) Sub dominan minor 2-4-6 (s)
Catatan :
Untuk akor dominan pada tangga nada minor umumnya didasarkan pada tangga nada minor harmonis, dimana nada 5 (so) dinaikkan setengah nada menjadi 5 (si), sehingga interval akor ini adalah 2 + 1 ½ berjenis mayor.
2. Akor sekunder (pembantu)
a. Akor pembantu pada tangga nada mayor
Yang termasuk dalam jajaran akor pembantu adalah akor-akor II, III, dan IV. Akor tonika (I) dibantu oleh akor VI, akor IV atau sub dominan dibantu oleh akor II, dan akor V atau dominan dibantu oleh akor III.
b. Akor pembantu pada tangga nada minor
Akor-akor pembanu pada tangga nada mayor berjenis minor, maka untuk akor bantu pada tangga minortentunya dapat dibalik bahwa akor mayor dapat menjadi akor pembentu akor minor, hal ini disebabkan karena persaudaraan antar akor.
c. Akor janggal (disonan)
Akor janggal adalah akor yang memuat satu nada yang tidak selaras. Adapun yang termasuk akor-akor jaanggal antara lain:
1) Akor-akor septim
2) Akor non
3) Akor dominan septim berkurang
4) Akor sub dominan dengan tambahan sekst
5) Nada penyambung dan nada samping
6) Antisipasi (nada-nada didahulukan)
7) Vorhalt (nada-nada yang ditunda/suspensional)
8) Bas panjang (orgelpunk) dan ostinato
D. KADENS
Berikuit ini beberapa kemungkinan perubahan untuk mengakhiri suatu gerakan (kadens), antara lain :
1. Kadens tidak sempurna; kadens ini terjadi jika lagu berhenti dengan akor dominan yang didahului oleh akor tonika (T à D).
2. Kadens otentik (biasa); kadens ini terjadi pada lagu yang berhenti dengan akor T yang didahului D (D à T).
3. Kadens sub dominan; kadens ini terjadi pada lagu yang berhenti pada S yang didahului T (T à S).
4. Kadens plagal; kadens ini terjadi bila lagu berhenti dengan akor T yang didahuluiakor S (S à T).
5. Kadens sempurna (lengkap); kadens ini merupakan rangkaian kadens otentik dan plagal (T à S à T àD à T), yaitu kadens bergerak berhenti pada T yang didahului S dan D.
E. TEKSTUR
Tekstur merupakan suatu bentuk jaringan yang berupa penggabungan unsur-unsur musik melodi dan harmoni yang menghasilkan mutu suara. Dibawah ini beberapa tekstur yang sering dikembangkan di sekolah dasar dan sering dikenal dengan istilah paduan suara, antara lain :
1. Unison
Pada bentuk sajian ini, semua anggota menyajikan melodi yang sama dari awal sampai akhir lagu. Sajian yang disampaikan adalah suara tunggal atau lagu pokok.
2. Homofoni
Bentuk sajian ini merupakan bentuk paling umum dalam penyajian lagu, walaupun bukan berarti paling mudah. Sajian homofoni dapat dilakukan dalam dua suara, tiga suara, atau empat suara. Dua suara untuk anak-anak usia sekolah dasar.
3. Polifoni
Penyajian lagu bentuk ini terdiri dari berbagai jalur suara, tiap jalur Nampak seakan-akan berjalan tanpa memperhatikan lainnya, namun secara keseluruhan tetap merupakan satu kesatuan yang harmonis.
4. Kanon
Pada sajian kanon, penyanyi dibagi beberapa komponen sesuai dengan ketentuan lagunya. Tiap kelompok menyanyikan sebuah lagu yang sama secara bergantian dengan selang waktu yang ditentukan. Bentuk ini hanya sesuai untuk lagu-lagu tertentu yang memang berjenis kanon.
5. Diskan (wilayah nada tinggi, sopran x bas)
Penyajian bentuk ini pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu bagian lagu pokok dan diskan. Bagian lagu pokok dapat berbentuk satu suara atau lebih, tetapi tetap membawakan lagu dan teks pokok, sedangkan bagian diskan merupakan melodi sisipan dengan teks bebas yang berupa kalimat kata, suku kata atau senandung.
6. Paduan akhir
Penyajian bentuk ini menpunyai dasar sama dengan bentuk unison, tetapi pada bagian akhirnya ditutup dengan paduan nada, sehingga memberi kesan akhir seperti lagu bersuara banyak.
F. PADUAN SUARA
1. Macam paduan suara
Penyajian musik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Vocal, yaitu memakai pita suara didalam mulut sebagai sumber suara.
b. Instrumental, yaitu memakai alat music atau instrument sebagai penghasil suara (nada atau bunyi).
Paduan suara merupakan bentuk penyajian music khususnya menyanyi yang dibawakan lebih dari satu orang.
Adapun macam-macam paduan suara adalah sebagai berikut:
a. paduan kecil; duet, trio, kwartet, kwintet, sekstet, septet, octet.
b. Grup vocal; biasanya mengusahakan sendiripengelolaan lagu dan iringannya sedapat mungkin tanpa bantuan dari luar. Grup ini tidak perlu dirigen.
c. Paduan suara; ciri yang menonjol adalah diperlukannya seorang dirigen, untuk memperoleh kepaduan dalam penyajian lagu.
d. Paduan besar; biasanya melibatkan ratusan atau ribuan orang tetapi masih dipimpin oleh seorang dirigen.
2. Wilayah suara manusia; Adapun wilayah suara yang dapat dilatihkan dalam paduan suara adalah: sopran, alto, tenor, dan bas.
3. Jenis dan komposisi paduan suara
a. Koor wanita atau anak; terjadi jika hanya mempergunakan suara S dan A, kesannya ringan, lincah dan murni.
b. Koor pria atau mannen koor; kesannya kuat, jantan, mudah kasar, berat, dan lamban.
c. Koor campuran; yaitu menggabungkan suara pria dan wanita.
4. Harmoni dua suara
a. Motus rectus (gerak sama)
b. Motus contraritus (gerak lawan)
c. Motus obliguus (gerak menyimpang)
5. Modulasi
Modulasi ialah perpindahan mutlak jenis suara dalam suatu lagu dari tingkat satu ketingkat yang lainnyameliputi beberapa birama.
6. Transposisi
Transposisi ialah memindahkan suatu lagu (tertulis atau dimainkan) ke bentuk lain dari yang telah ditetapkan.
Transposisi dapat dilakukan dengan beberapa pemakaian, antara lain:
a. Transposisi dari notasi angka ke notasi balok
b. Transposisi dari notasi balok ke notasi angka
c. Transposisi dari notasi balok yang berlainan tanda kunci
d. Transposisi notasi balok yang sama tanda kunci tetapi berbeda nada dasar
BENTUK/STRUKTUR LAGU
DAN EKSPRESI
Bentuk atau struktur lagu adalah susunan serta hubungan antara unsur music dalam suatu lagu sehingga menghasilkan suatu komposisi atau lagu yang bermakna. Sedangkan yang dimaksud dengan komposisi adalah mencipta lagu (Atan Hamdju, 1989).
Untuk memahami struktur lagu dapat diperbandingkan dengan struktur kalimat dalam bahasa, yaitu:
Huruf = not
Kata = motif
Frase = frase
Kalimat = kalimat musik
Bait = alinea
Lagu = karya (misal : puisi)
Sebuah lagu terdiri dari beberapa kalimat musik. Lagu terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebagai berikut :
A. UNSUR-UNSUR STRUKTUR LAGU
1. Motif
Motif dapat diartikan sebagai suatu bentuk pola irama dan melodi yang pendek tetapi mempunyai arti. Motif berguna memberi arah tertentu pada melodi yang memberi hidup pada suatu komposisi.
2. Frase
Frase ialah bagian dari kalimat musik seperti halnya bagian kalimat dalam bahasa. Frase terdiri antara 2 - 4 birama yang terbentuk dari sepasang motif atau satu satuan pola irama sebuah lagu. Frase konsekuen merupakan frase bagian kedua dari kalimat yang berfungsi sebagai penjelas, penjawab, atau penyelesai kalimat musik.
3. Kalimat musik
Kalimat musik adalah bagian dari lagu yang biasanya terdiri dari 4 – 8 birama. Kalimat music terbentuk dari sepasang frase dan dua kalimat music atau lebih akan membentuk lagu.
4. Fungsi frase
Fungsi frase adalah sebagai tempat bagi penyanyi untuk mengambil nafas (teknik frasering).
5. Hubungan frase
a. Repetisi; merupakan pengulangan bagian yang sama ke bagian selanjutnya dalam lagu.
b. Variasi; adalah bentuk pengulangan yang hamper sama, karena ada perubahan.
c. Sekuen; yaitu pengulangan garis melodi yang sejajar, diatas atau dibawah melodi. Dengan demikian ada sekuen atas dan sekuen bawah.
d. Kontras; pertentangan atau perbedaan yang sangat berlawanan antara dua hal. Dalam hal ini antara dua frase atau lebih.
B. BENTUK LAGU
1. Lagu bentuk I atau tunggal à A atau AA
2. Lagu bentuk II atau biner à A B; AAB
3. Lagu III atau ternair à AABA, AABABA, ABC
C. EKSPRESI
Ekspresi adalah ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup semua nuansa tempo, dinamik, dan warna nada dari unsur-unsur pokok music dalam pengelompokkan frase (frasering)yang diwujudkan oleh seniman music atau penyanyi.
1. Tempo
Tempo adalah kecepatan lagu dan perubahan-perubahan kecepatan lagu. Tempo dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, lambat, sedang dan cepat.
Jenis-jenis tempo antara lain:
a. Tempo untuk pernyataan lambat
1) Lambat sekali : largisimo, lentissimo, lentosasi, largosasi
2) Lambat : lento, grave, adagio, largo
3) Kurang lambat : largoecto, adagietto
b. Tempo untuk pernyataan sedang menjadi
1) Sedang lambat : andantino
2) Sedang : andance
3) Sedang cepat : moderatc con anima, tempo guesto
c. Pernyataan cepat menjadi
1) Kurang cepat : allegretto, sosotonuto, allegro non tropo
2) Cepat : allegro, presto, vivece
3) Cepat sekali : allegro assai, molto vivace, allegro agiatato, allegro vivace
Di samping istilah pernyataan cepat lambat tersebut, masih terdapat istilah-istilah tambahan. Hal ini karena merasa istilah tempo yang telah ada belum cukup memuaskan, istilah tambahan tersebut antara lain:
1) Con esppressione : dengan perasaan
2) Con biro : dengan gembira
3) Con spirito : dengan semangat
4) Vivace : bergelora
5) Fuoco : berapi-api
Contoh: jadi jika ada tanda tempo allegro con spirito artinya lagu tersebut harus dinyanyikan dengan cepat bersemangat. Andante con espresso artinya lagu tersebut harus dinyanyikan dengan sedang dengan perasaan.
1) Maestoso : dengan hormat, dengan mulia
2) Marcato : dengan tegas
3) Contabile : dengan berseru
4) Vivace con vivo : dengan hidup-hidup
5) Con anima : dengan bersemangat
6) Erisoluto : dengan tegas
7) Con mondo : dengan berseru
8) Mosso : dengan hidup-hidup
9) Sostenuto : dengan perasaan
10) Grazio : dengan manis
11) Calando : dengan berseru
12) Scherzo : dengan lucu gembira
13) Scherzando : seakan-akan lucu
14) Tempio dimarcia : cepat lambat seperti mars
15) Tempo di walz : cepat lambat seperti musik walz
16) Ali polka : cepat lambat seperti musik polka
17) Tempo rubato : cepat lambat semuanya
Dalam menyanyikan lagu seriosa, kadang lagu itu di tengah-tengah ada perubahan tempo, kemudian kembali ke asalnya, misalnya:
1) Accelerando (accel) : bertambah cepat
2) Rallentando (rall) : bertambah lambat
3) Ritardando (rit) : berkurang cepatnya
4) A tempo : kembali ke tempo awal
5) Molto : banyak
6) Assal : amat
7) Poco (un poco) : sedikit
8) Sempre : selalu
9) Ma non tropo : tetapi jangan terlalu
10) Piu : lebih
11) Ritenuto : tiba-tiba lambat
12) Allargando : makin cepat
13) Stringendo : makin berkurang
14) Diminuendo : makin berkurang
15) Sorzando : lebih lambat lagi seakan-akan berhenti
16) Dolce : lemah lembut
17) Con forza : dengan keras
18) Quasi : seakan-akan
19) Leggiero : dengan terus menerus
20) Mezza voce : dengan bunyi yang nyaring
21) Mezza voce : dengan bunyi yang nyaring
22) Tranquillo : dengan tenang
23) Con fuoco : dengan berapi-api
Petunjuk tersebut menunjukkan ekspresi yang harus ditunjukkan penyanyi yang tidaklah persis tepat apalagi untuk tempo, untuk itu perlu menggunakan alat pengukur tempo yaitu metronom maelzel.
2. Dinamik
Dinamik adalah tanda untuk menyatakan tingkat volume suara atau keras lunaknya serta perubahan keras lunaknya.
Tanda dinamik ada empat macam, yaitu:
a. Tanda dinamik untuk pernyataan keras
1) F : forte (forto), lagu dinyayikan dengan keras
2) Ff : fortissimo, dinyanyikan/ dibunyikan dengan sangat keras
3) Fff : fortississimo, dinyanyikan dengan sekeras-kerasnya
4) Ffff : fortississimo posaible, dinyanyikan seperti fff
5) Mf : mezzoforte, dinyanyikan dengan sedang kerasnya
b. Tanda dinamik untuk pernyataan lunak
1) p: piano,dinyanyikan untuk pernyataan suara lunak
2) pp: pianissimo, dinyanyikan dengan sangat lembut
3) ppp: pianississimo, dinyanyikan dengan selembut-lembutnya
4) pppp: pianissimo possible, dinyanyikan seperti ppp
5) mp: mezzo piano, dinyanyikan sedang lembutnya
c. Campuran keras dan lunak
1) Cressendo : dari lembut menjadi keras dengan tanda


2) Decressendo : dari keras ke lembut dengan tanda


3) Gabungan cressendo dan decressendo dengan tanda


d. Tanda dinamik untuk pernyataan tekanan
1) Staccato : titik-titik di atas atau di bawah not disebut staccato yang artinya ditekan dengan terputus-putus.

makalah tentang cara menyusun RPP

A.     Pendahuluan

Dalam kegiatan pendidikan seharusnya para pendidik  mengetahui tentang perencanaan untuk memperlancar suatu system pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan efisien, dan dengan perencanaan yang matang maka kegiatan pendidikan akan mampu berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai
Program tahunan, program semester, dan pekan efektif merupakan rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam sistem pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan.
Dengan adanya kebutuhan sebagaimana diatas maka kami akan memaparkan mengenai program tahunan, program semester dan pekan efektif serta langkah-langkah penyusunannya 
B.     Pengertian 
1.      Pengertian Program Tahunan
Program adalah sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[1]Dalam pengertian program tahunan terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan tentang pengertian tersebut.
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa.[2]
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, seperti program semester, program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan, yang dalam KBK dikenal modul.[3]
Dalam program perencanaan menetapkan alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar yang harus dicapai, disusun dalam program tahunan. Dengan demikian, penyusunan program tahunan pada dasarnya adalah menetapkan jumlah waktu yang tersedia untuk setiap kompetensi dasar.[4] 
2.      Pengertian Program Semester
Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan tatap muka, praktikum, keraja lapangan, mid semester, ujian semester dan berbagai kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan.[5]
Dalam program pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil, yaitu satuan semester untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan.Masing-masing program semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan berdiri sendiri. Pada setiap akhir semester segenap bahan kegiatan program semester yang disajikan harus sudah selesai dilaksanakan dan mahasiswa yang mengambil program tersebut sudah dapat ditentukan lulus atau tidak.
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan.[6]
Kalau program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.[7]
Pada umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan.[8] 
3.      Pengertian Analisis pekan evektif
Pekan efektif adalah hitungan hari-hari efektif yang ada pada tahun pelajaran berlangsung. Untuk membantu kemajuan belajar peserta didik, di samping modul perlu dikembangkan program mingguan dan harian. Program ini merupakan penjabaran dari program semster dan program modul. Melalui program ini dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang, bagi setiap peserta didik. Melalui program ini juga diidentifikasi kemajuan belajar setiap peserta didik, sehingga dapat diketahui peserta didik yang mendapat kesulitan dalam setiap modul yang dikerjakan, dan peserta didik yang memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata kelas.
Bagi peserta didik yang cepat bisa diberikan pengayaan, sedang bagi yang lambat dilakukan pengulangan modul untuk mencapai tujuan yang belum dica[ai dengan menggunakan waktu cadangan.[9]
Cara menentukan Pekan efektif
·           Menentukan jumlah minggu selama satu tahun.
·           Menghitung jumlah minggu tidak efektif selama 1 tahun.
·           Menghitung jumlah minggu efektif dengan cara jumlah minggu dalam 1 th dikurang jumlah minggu tidak efektif .
·           Menghitung jumlah jam efektif selama satu tahun dengan cara jumlah minggu efektif dikali jumlah jam pelajaran per minggu. 
C.     Langkah-Langkah Menyusun Program Tahunan Dan Program Semester
Dalam penyusunan program tahunan ada beberapa langkah yang  perlu untuk di perhatikan
1.  Langkah-langkah Penyusunan Program Tahunan[10]
a)      Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
b)      Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif,belajar, waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi        
a. Jeda tengah semester           
b. Jeda antar semester
c.    Libur akhir tahun pelajara              
d.    Hari libur keagaman
e.    Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional
f.     Hari libur khusus
c)      Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu tahun dan memasukkan dalam format matrik yang tersedia.
d)      Medistribusikan olokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran, pada setiap KD dan topik bahasannya pada minggu efektif, sesuai ruang lingkup cakupan maeri, tingkat kesulitan dan pentingnya materi tersebut, serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi.

2. Langkah-langkah Penyusunan Program Semester[11]
a)    Memasukkan KD, topik dan sub topik bahasan dalam format Program Semester
b)   Menentukan jumlah jam pada setiap kolom minggu dan jumlah tatap muka per minggu untuk mata pelajaran
c)    Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan bahasan topik dan sub topik pada kolom minggu dan bulan.
d)   Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian yang  membutuhkan penjelasan

D.    Contoh Format Analisis Pekan Efektif, Program Tahunan, dan Program Semerster
1.      Format Analisis Pekan Efektif
Semester
Bulan
Jumlah Minggu
Minggu efektif
Minggu tdk efektif
Keterangan
I
Juli





Agustus





September





Oktober





November





Desember





Jumlah




II
Januari





Februari





Maret





April





Mei





Juni





Jumlah




Jakarta, ................... 2011                                       Guru Mata Pelajaran
(----------------------------)
2.      Format Program Tahunan[12]
Satuan Pendidikan       :
Mata Pelajaran             :
Kelas/Program               :
Tahun Pelajaran           :
Standar Kompetensi
Smster I
Kompetensi Dasar
(KD)
Konsep/Sub Konsep
(Pokok Bahasan)
Alokasi Waktu
Keterangan















Jumlah


Standar Kompetensi
Smster II
Kompetensi Dasar
(KD)
Konsep/Sub Konsep
(Pokok Bahasan)
Alokasi Waktu
Keterangan















Jumlah


 Mengetahui                                                         Samarinda, ................... 2012
Kepala Madrasah                                                                              Guru Mata Pelajaran
(..................................)                                                           (.................................)

3.       Format Program Semester 
          E.     Kesimpulan
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat tercapai. Program semester merupakan salah satu bagian dai program pembelajaran yang memuat alokasi waktu untuk setiap topik satuan bahasan pada setiap semester. Pengalokasian waktu pada program semester deberikan secara lebih rinci daripada pro ta. Sedangkan Pekan efektif adalah hitungan hari-hari efektif yang ada pada tahun pelajaran berlangsung. Cara menentukan Pekan efektif yaitu dengan cara mengurangi jumlah minggu pada satu tahun dengan jumlah minggu tidak efektif selama satu tahun.
Langkah –langkah menentukan program tahunan
1.      Menelaah kalender pendidikan.
2.      Menandai hari-hari libur.
3.      Menghitung jumlah minggu efektif.
4.      Medistribusikan olokasi waktu.
Langkah –langkah menentukan program semester
·      Memasukkan KD, dan topik bahasan dalam format Program Semester.
·      Menentukan jumlah jam pada setiap kolom minggu .
·      Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan.
·      Membuat catatan atau keterangan bila diperlukan.