17. Pembalikan Akord (1)
Sejauh ini,
Anda sudah memelajari triad dan nada bas. Triad terdiri dari tiga nada
yang masing-masing dibentuk oleh dua interval ketiga. Ketika nada bas
sebagai nada terendah Anda tambahkan pada triad, nada ini memperluasnya
menjadi empat nada harmonik. Nada bas sama dengan nada dasar dari suatu
akord empat nada atau lebih.
Akan
tetapi, akord yang sama yang Anda pakai berkali-kali mengakibatkan nada
basnya sama juga. Pemakaian akord dan nada bas yang sama berkali-kali
akan membosankan pemusik dan pendengarnya, seperti contoh berikut:
Bagian awal dari suatu versi rock 'n roll Burung Kakatua
yang terdiri dari empat birama memakai hanya satu akord: C. Untuk ritme
rock 'n roll, pengulangan akord macam ini normal. Musik rock yang
mengandalkan ritme yang kuat dan teratur memang membutuhkan perulangan
akord; kalau akordnya berganti setiap ketukan, kekuatannya sebagai rock
terganggu dan berkurang atau malah hilang. Jadi, perulangan akord tadi
tidak menimbulkan masalah dalam musik rock 'n roll.
Yang
menimbulkan masalah adalah jalur basnya. Nada bas potongan nyanyian
anak-anak tadi (C atau do) tidak salah; ia adalah nada paling rendah
dari akord C. Masalahnya, jalur bas ini monoton karena mengulangi not
yang sama selama empat birama sebanyak enam belas kali. Iringan bas yang
monoton seperti ini jelas menjemukan pendengar, tidak menghidupkan
gerak energik ritme rock.
Demi
mencegah monotoni atau hilangnya tenaga ritme rock, jalur bas potongan
nyanyian tadi perlu dihidupkan. Caranya? Melalui variasi mengikuti
aturan variasi jalur bas rock 'n roll. Salah satu variasi jalur bas rock
demikian:
Naik-turunnya nada bas sesuai aturan musik rock 'n roll sekarang menghidupkan jalur bas potongan Burung Kakatua. Variasi nada bas ini mencegah monotoni, kejemuan, gerak bas yang hanya mengandalkan satu nada saja.
Variasi tadi sekaligus menunjukkan apa yang dalam ilmu musik Barat diistilahkan pembalikan.Dalam
contoh kedua, pembalikan ini kentara pada not C, E, dan G (do, mi, dan
sol); not-not lain (A dan Bb atau la dan sa) adalah variasi. Pembalikan
menghasilkan variasi nada bas yang kemudian mengurangi atau mencegah
monotoni jalur bas.
Meskipun
variasi menghidupkan jalur bas nyanyian rock 'n roll, ilmu harmoni
Barat mengatakan susunan akord dengan nada dasar sebagai nada bas adalah
susunan yang normal. Susunan ini menghasilkan susunan akord yang
berbunyi mantap karena bulat dan tenang.
Tiga Macam Pembalikan
Ada
tiga cara pembalikan nada bas. Pertama, dengan memakai nada ketiga di
atas nada pertama. Kedua, dengan memakai nada kelima di atas nada
pertama. Ketiga, dengan memakai nada ketujuh di atas nada kelima. Untuk
kemudahan pemahaman, akord-akord yang dipakai sebagai contoh penjelasan
ketiga macam pembalikan ini berdasarkan tangganada diatonik mayor C.
Contoh-contoh
penjelasan tentang nada ketiga, kelima dan ketujuh sebagai nada bas
tidak saja melibatkan akord tonika. Ia melibatkan juga akord-akord jenis
lain dalam suatu tangganada. Untuk mudahnya, berbagai contoh yang akan
dijelaskan melibatkan akord-akord dalam tangganada diatonik mayor C.
Nada ketiga menjadi nada bas
Triad tonika
Nada
ketiga dari triad C (do-mi-sol atau 1-3-5) adalah mi (3). Akord C yang
dibentuk berdasarkan not do sebagai nadanya yang terendah dan sekaligus
nada basnya disebut akord tonika. Dengan mi sebagai nada
terendah atau nada bas yang baru, urutan nada akord ini menjadi
mi-sol-do atau 3-5-1 dengan nada terakhir sebagai nada tertinggi. Kalau
Anda menghitung jarak nada antara mi dan do, Anda menemukan interval
keenam: mi-fa-sol-la-si-do (3-4-5-6-7-1). Karena jarak nada enam ini,
akord yang memakai nada ketiga sebagai nada basnya disebut akord sekst (keenam). Akord ini masih suatu akord mayor.Tanda resmi akord ini adalah I6.
Berbeda
dengan akord tonika yang nada basnya bulat dan tenang, nada ketiga
sebagai nada bas akord sekst menghasilkan bunyi musikal yang tajam,
kurang tenang, kurang bulat, kurang berwibawa dibanding nada bas akord
tonika. Nada bas mi, karena itu, dipakai sebagai suatu variasi sesudah
akord tonika. Ia biasanya dipakai sesudah suatu potongan melodi mencapai
suatu puncak. Tapi nada mi tidak dipakai di akhir suatu kalimat
melodik, seperti suatu kadens biasa.
Contoh:
Bagian
awal melodi lagu gereja ini membentuk suatu kadens setengah. Melodi
mulai dengan akord tonika (C) dan berakhir untuk sementara melalui suatu
progresi akord dengan akord dominan (G). Puncak frasa melodik ini
terdapat pada not sol (G) birama pertama. Akord C yang dipakai adalah
pembalikan pertama - mi-sol-do-mi - dari akord C di depannya. Nada mi
sebagai nada bas akord ini ditandai huruf E sesudah garis miring. Dalam
bahasa musik tentang pembalikan akord, penulisan akord tadi yang
dibalikkan bersama basnya diistilahkan C on E atau C slash E.
Pemakaian akord C/E di depan Dm pun bagus; nada E turun secara
bertangga ke nada bas D (re) dari akord Dm lalu bergerak naik ke nada
bas dari C/G. Dalam birama kedua, akord tonika mengalami pembalikan
kedua sehingga nada basnya menjadi sol (G) dengan urutan sol-do-mi
(5-1-3). Akord C/G sangat efektif sebagai pendahulu akord dominan yang
nada basnya adalah G (sol); dalam birama tadi, akord C/G mendahului G
sebagai akord dominan.
Triad dominan
Triad
dominan pada posisi asli adalah G-B-D (5-7-2 dengan nada terakhir
sebagai not tertinggi). Nada basnya adalah G. Pembalikan pertama triadi
ini mengakibatkan nada ketiga (B) dihitung dari nada pertama (G) menjadi
nada bas yang baru: B-D-G (7-2-5 dengan nada pertama sebagai nada
terendah). Meskipun nada ketiga sekarang menjadi nada bas, urutan triad
yang dibentuk masih tergolong triad mayor.
Apa
sifat dan peranan nada bas dari pembalikan pertama nada bas? Nada B
sebagai nada bas bersifat lebih tajam dari nada G, tidak tenang, dan,
karena itu, ingin menjadi tonika. Di samping itu, nada B berperan
sebagai variasi sesudah triad dominan asli. Akan tetapi, nada B tidak
boleh Anda pakai di akhir baris melodik dalam kadens setengah.
SALAH
Potongan
melodik dari suatu lagu rakyat Ambon ini menunjukkan suatu kadens
setengah sebanyak empat birama. Kadens diawali akord tonika (C) dan
variasi bas hasil pembalikan pertama akord C (C/E). Birama ketiga dan
keempat memakai akord dominan (G) dan variasi basnya (G/B). Karena
kadens setengah ini berakhir dengan akord dominan (G) sementara seluruh
lagu belum berakhir, akord G/B pada ketukan ketiga dan keempat birama
terakhir dilarang. Akord terakhir haruslah akord dasar, yaitu, G,
seperti berikut:
BETUL
Triad subdominan
Kalau
triad dasar subdominan (F-A-C atau 4-6-1 dengan nada terakhir sebagai
nada tertinggi) Anda balikkan pertama kali, Anda memakai nada ketiganya
(A) sebagai nada bas urutan triad yang baru. Urutan yang baru menjadi
A-C-F atau 6-1-4 dengan nada pertama sebagai nada terendah. Sebagaimana
halnya dengan triad tonika dan dominan, triad subdominan ini tergolong
pada triad mayor.
Apa
sifat dan peranan pembalikan pertama triad subdominan? Bunyi triadnya
tajam dan menonjol; selain itu, triad hasil pembalikan pertama ini tidak
tenang, ingin menjadi tonika. Meskipun demikian, kecenderungannya ke
tonika tidak sekuat kecenderungan triad subdominan dasar. Selain itu,
triad subdominan hasil pembalikan pertama ini berperan sebagai variasi
sesudah subdominan dasar untuk membentuk jalur melodi bas.
Potongan
melodik dari suatu lagu perjuangan yang indah gubahan Maladi,
Indonesia, ini diawali rangkaian akord C, balikannya yang pertama (C/E),
dan G. Variasi bas C dan C/E Anda amati pada birama kedua, keempat,
dan keenam. Variasi petikan bas untuk akord subdominan dan balikannya
yang pertama Anda amati pada birama ketiga dan keenam. Variasi ini
bersama variasi bas untuk akord tonika dan bas dominan (G) mengurangi
monotoni iringan bas lagu yang indah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar